Panggil saja Sumi (bukan nama sebenarnya). Ini pertama kalinya Sumi pergi merantau keluar negeri. Sumi yang sebelumnya cuma berani mengadu nasib di pabrik sepatu yang berada di kota Surabaya kini telah menjejakkan kaki di tanah rantau, Hong Kong tepatnya. Sumi bekerja di keluarga Wong, selain mengurus rumah, tugas Sumi adalah menjaga seorang anak laki yang masih berumur 4tahun dan masih duduk di sekolah Playgroup.
Kedua bosnya Sumi setiap hari pergi ngantor, otomatis Sumi dirumah seorang diri apabila anak yang di jaganya sudah berangkat sekolah.
Malam itu sehabis makan malam si Nyonya bos yang biasa di panggil Mrs Wong oleh Sumi, bilang padanya: "A Mi... (biasa, si Nyonya bos g' bisa bilang "Sumi", dulu dia manggilnya "A Su", masak aku di panggil "A Su" yang jelas aja :-D terus aku minta si panggil "A Mi" syukurlah si Bos mau ngerti ^_^ ) ting yat leh, hacau, tae sailo hoi kung yuin wan a, jaemto yat tim cung O wan leitei kenjuleh Otei hai Matono sik ye." (A Mi... besok siang ajak adik bermain di taman, kira-kira jam satu, aku mencari kalian terus kita makan di McDonald) kata Nyonya bos. Oh iya, Nyonya bos hari sabtu kerja setengah hari kalau Pak bos hari sabtu-minggu libur, mungkin si Nyonya bos pikir kalau si kecil di rumah bisa mengganggu istirahat sang Ayah
"Hoak Dai-dai." (Iya Nyonya) jawabku sopan sambil mengupas jeruk yang di minta Nyonya bos.
"Lei cito ma hai pinto kung yuin a?" lanjut Nyonya bos. (kamu tahukan dimana tamannya?)
"O cito Dai-dai." (aku tahu Nyonya) jawabku lagi.
"Lei cen hai hou lek a A Mi..." (kamu benar-benar pinter A Mi) kata Nyonya bos sambil menepuk-nepuk pundakku.
Aku cuma mesam-mesem, dalam hati bilang (pinter-pinter gundulmu kuwi, nak keliru yo kok creweti ngono kok #karo_nyengir :P )
Malam itu seperti biasa, setelah pekerjaannya beres, Sumi langsung mengajak sailo untuk pergi tidur meski sang Bos belom menunjukkan waktu ngantuk mereka, karena dalam undang-undang keluarga mereka anak kecil tidak boleh di biasakan untuk begadang meski itu hari libur. Lagian esok harinya Sumi harus bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan jika si kecil pergi ke sekolah juga menyiapkan makanan untuk dibawa kerja Nyonya bos terkecuali hari sabtu karena Nyonya bos cuma ngantor setengah hari. Berbeda sama Pak Bos, Pak bos lebih mandiri dari pada Nyonya bos, jarang sekali Pak bos nyuruh ini nyuruh itu, manggil Sumi aja jika memang perlu #pakek_banget hiikksss :P
Siang itu, hari sabtu, setelah pekerjaan rumah beres reees tanpa ada yang keliwatan sedikitpun (dalam ingatan Sumi sih ^_^ ) termasuk membujuk sailo untuk sarapan, Sumi membantu sailo untuk ganti baju. Tahu mau di ajak ke taman, betapa girangnya si sailo. Kebiasaan anak-anak, kalau mengerti mau main dia pasti akan bawa aneka macam barang mainan, akan tetapi si Sumi hanya mengijinkan sailo untuk membawa sebuah bola saja (hehehe biar g' ribet membawanya lagian si Sumi juga senang main bola).
(Semua keperluan sudah siap di dalam tas punggung, ada: tisu basah, tisu kering, handuk kecil basah/kering, kaos ganti untuk sailo jika kotor, ada juga air, pokoknya satu tas penuuuuuh kayak orang mau minggat aja :P )
Kemudian sailo bilang: "Go go go cece..."
"Syuuuuusssttt jangan keras-keras Ayah kamu masih bobo" kataku.
Kemudian kita berdua keluarlah dari rumah, beberapa menit kemudian Sumi dan sailo sudah sampai di taman yang mereka tuju. Dibiarkannya sailo tendang bola ke sana ke mari, Sumi mengawasinya sambil berlarian mengambil bola untuk sailo.
Sesekali Sumi melihat HPnya, takutnya kalau dia tidak mendengar apabila si Nyonya bos menelponnya karena keasyikan main bareng sailo.
Jam 1 lebih 5 menit HP Sumi berdering, dilihatnya ternyata sang Nyonya bos yang menelpon "waii Dai-dai..." jawab Sumi.
"A Mi, O yika to Motono koto, lei tae sailo ko lai lah" (A Mi, aku sekarang sudah di McDonald, kamu bawa adik kesini ya) kata si Nyonya.
"Hoak Dai-dai" jawab Sumi. (makhlum Sumi belum pinter ngomong bahasa cantonise waktu itu lagian dia adalah seorang yang penurut dan rajin #rajin_mecahin_piring_bila_diomeli_bos_tanpa_sebab :P makanya si bos sayang sama Sumi)
Sesampai di McDonald Sumi dan sailo mencari si Nyonya, beberapa saat kemudian mereka ketemu. Seperti biasa si Nyonya memesan roti kesukaan Sumi, sambil makan si Nyonya mengajak Sumi ngobrol. "A Mi a... hai Yan Nei leh yao mou Matono a?"
#cleguk_glegek
"yao mou" jawab Sumi santei.
Tapi si Nyonya bos masih tanya lagi dengan pertanyaan yang sama " A Mi... hai Yan Nei leh yao mou Matono a?"
"yao mou" jawabku lagi. (Iiiiih si Nyonya ngerti kagak sih udah di jawab kok tanya lagi kayak g ada pertanyaan lain aja :-D emang McDonald cuma ada di Hong Kong aja apa? kataku dalam hati).
Si Nyonya bertanya sampai tiga kali dengan pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama pula dari Sumi.
Mungkin si Nyonya bingung Sumi pun juga bingung, mungkin orang yang mendengarkan percakapan merekapun juga bakal bingung, akan tetapi Sumi tetap percaya diri dan tidak merasa bersalah. Akhirnya si Nyonya memilih diam dan dia berganti tanya pada sailo tadi sebelum bertemu Mami nakal tidak. Acara makan siangpun selesai. Akhirnya mereka pulang.
Waktu terus berlalu, tak terasa si Sumi pun sudah mendekati habis masa kontrak kerjanya dan sambil beres-beres rumah tiba-tiba Sumi teringat percakapan dengan si Nyonya bos waktu di ajak makan di McDonald waktu itu, eeeee akhirnya si Sumi tersenyum geli sendiri.
Usut punya usut maksud pertanyaan si Nyonya waktu itu seperti ini: "A Mi a... hai Yan Nei leh yao mou Matono a?" (A Mi... di Indonesia ada tidak McDonald?)
Terus jawab Sumi: "yao mou" (maksud Sumi kadang ada kadang tidak, maksudnya "kalau di kota ada tapi kalau di pedesaan g ada ~ yugwo hai shingsi (dibaca: sheng) yauti yao tanhai hai chuen (dibaca: jhun) yika tu mou a) pi karena Sumi waktu itu belum banyak tahu arti kosa kata bahasa cantonese maka dia jawab "yao mou" padahal kata itu artinya "ada tidak" jadi pertanyaan si Nyonya di jawab pula pakek pertanyaan oleh si Sumi, kan seharusnya Sumi menjawab hahahaha)
Note: Saya juga masih minim kosa kata jadi kalau banyak kurangnya, mohon koreksi dan mari kita berbagi :)
Post a Comment